METABOLISME OBAT
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Biologi Umum
Dosen Pengampu : Dian Ayuning Tyas, M.Biotech
Oleh :
Nama :
Lina fahrunisak
NIM :
133711045
JURUSAN TADRIS KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2013
METABOLISME OBAT
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan
yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit. Akan
tetapi tidak semua obat dapat menyembuhkan penyakit, adapun yang dapat menyebapkan
penyakit missal hepatitis toksik. Hepatitis jenis ini terjadi akibat mengkonsumsi
obat yang menganandung zat, yang bisa meracuni liver. Obat yang sering
menimbulkan hepatitis toksik adalah obat-obatan kanker seperti kemoterapi. Tapi
ini juga tergantung dari sensitivitas
tubuh setiap orang. Menurut dokter dari Rumah Sakit MMC "Tidak semua orang
yang mengalami hepatitis toksik tergantung dari metabolisme, ini juga bisa
disebabkan oleh reaksi terhadap alergi dan seberapa besar hipersensitifitas
orang tersebut. Karena semakin tinggi sensitifitas dirinya maka kerusakan hati
yang mungkin ditimbulkan juga semakin besar,"
Dan perlu dipahami bahwa metabolisme tidak
selamanya menyebabkan senyawa menjadi tidak aktif. Sering malah metabolit
obatlah yang merupakan obat, sedangkan prazatnya merupakan obat yang tidak
aktif, atau metabolit tersebut dapat membentuk ikatan kovalen, dan dalam
keadaan terikat pada AND, yang dapat bertindak sebagai mutagen atau karsinogen.
Oleh sebab itu perlu dibahas mengenai obat yang mengalami biotransformasi
dengan berbagai akibat yang dapat terjadi.
1.2. Tujuan
1.2.1.
Tujuan umum
Untuk mengetahui proses metabolisme
obat yang berlansung dalam tubuh
1.2.2. Tujuan khusus
A. Dapat mempelajari reaksi apa saia yang
berlansung
B. Dapat
mempelajari faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme obat
C. Dapat mempelajari efek toksit
metabolisme obat
1.3. Rumusan masalah
Adapun
permasalahan yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah:
A. Pengertian obat dan penyebaranya
B. Reaksi apa yang terjadi dalam tubuh
C. Efek metabolisme
obat
D. Faktor apa saja yang mempengaruhi metabolisme
obat
E. Efek toksit metabolisme obat
F. Adanya hepatitis toksit akibat alergi obat
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Obat dan
Penyebaranya
Obat ialah
suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit.[1]
Obat diberikan secara oral (obat dalam) atau melalui runte bukan oral (parental).
Penyebaran obat adalah peristiwa pertama
yang mempengaruhi aktivitas obat. Obat parental biasanya berupa larutan dan
dapat diserap dengan cepat ketimbang obat oral.[2]
B.
Reaksi
apa yang terjadi dalam tubuh
a)
Reaksi oksidasi
Berbagai reaksi oksidasi berlangsung pada organ metabolisme utama,
yaitu hati, dan dikatalisis oleh enzim tidak khas. Enzim ini terikat pada
retikulum endoplasma yang halus, yang pada waktu penyeragaman menghasilkan
serpihan mikrosoma yang terdiri dari butiran sangat kecil yang mengendap hanya
pada kecepatan 100.000 x g.
Membran mikrosom hati mempunyai sistem oksidase fungsi-campuran
yang mengkatalisis reaksi :
R-H + NADPH + H+ → R-OH + NADP+ +H2O
NADPH diperlukan untuk mereduksi setengah molekul oksigen untuk
membentuk air. Pengangkut hydrogen adalah sitokrom P-450. Sitrokom ini
memerlukan suatu flavoprotein, yaitu sitokrom retuktase yang menggunakan NADP
sebagai koenzim.
Sitokrom P-450 dalam keadaan istirahat, seperti terlihat pada
bagian atas diagram, adalah sistem besi enam-koordinat. Atom Fe berikatan
dengan suatu histidin dan suatu sisteina pada protein tersebut. Molekul
substrat (R-H) terikat secara terpulihkan pada sitokrom dan kompleks ini
mengalami reduksi menjadi bentuk fero. Enzim kedua, flavoprotein sitokrom P-450
reduktase, diperlukan untuk reaksi ini, yang pada akhirnya memberikan elekron
yang diperlukan untuk reduksi dari NADPH melalui suatu flavoprotein, yaitu
FADH2. Setelah itu, barulah senyawa kompleks tereduksi ini mampu bereaksi
dengan molekul oksigen. Peroksida yang dihasilkan mungkin mengalami reduksi
lagi membentuk anion peroksida. Sitokrom b5 diduga terlibat pada proses
terakhir ini, tetapi mekanisme lain juga mungkin. Anion peroksdida dapat
mengurai membentuk H2O2, ataudapat mengalami penyusunan ulang membentuk suatu
oksena, yaitu turunan oksigen heksavalen. Zat antara ini, yang keberadaannya
diperklirakan berdasarkan bukti spektroskopi, mengarah ke zat hasil akhir R-OH
teroksidasi dengan pembentukan kembali sitrokom P-450 (Ortiz de Montellano,
1986).
Jenis struktur substat yang dioksodasi sangat beragam; oksidasi
dapat terjadi pada atom karbon, nitrogen atau belerang.
Hidroksilasi alifatik biasanya terjadi pada atom karbon yang di
ujung atau yang dekat ujung molekul, sedangkan cincin alisiklik dioksidasi pada
posisi yang paling tidak terhalang atau posisi yang paling teraktifkan.3
b)
Reaksi
Reduksi ( reduksi aldehid, azo dan nitro )
Proses lain yang menghasilkan senyawa yang lebih polar adalah
hidrolisis dari ester dan amida oleh enzim. Esterase yang terletak baik
mikrosomal dan nonmikrosomal akan menghidrolisis obat yang mengandung gugus
ester. Di hepar,lebih banyak terjadi reaksi hidrolisis dan terkonsentrasi,
seperti hidrolisis peptidin oleh suatu enzim. Esterase non mikrosomal terdapat
dalam darah dan beberapa jaringan
c)
Reaksi
koyugasi
Reaksi ini menyempurnakan penguraian obat yang mengalami
metabolisme oksidatif atau reduktif. Reaksi ini tidak selalu menghasilkan
senyawa yang cukup hidrofil atau tidak aktif untuk diekskresikan dengan segera.
[3]
C.
Efek
metabolisme obat
Metabolisme obat mempunyai dua efek penting yaitu:
1. Obat menjadi lebih hidrofilik-hal ini mempercepat ekskresinya
melalui ginjal karena metabolit yang kurang larut lemak tidak mudah
direabsorpsi dalam tubulus ginjal.
2. Metabolit umumnya kurang aktif daripada obat asalnya. Akan
tetapi, tidak selalu seperti itu, kadang-kadang
metabolit sama aktifnya ( atau lebih aktif ) daripada obat asli. Sebagai
contoh, diazepam (obat yang digunakan untuk mngobati ansietas ) dimetbolisme
menjadi nordiazepam dan oxazepam, keduanya aktif. Prodrug bersifat inaktif
sampai dimetabolisme dalam tubuh dopamin, sementara obat menjadi obat aktif.
Sebagai contoh, levodopa, suatu obat antiparkinson, dimetabolisme menjadi hipotensif
metildopa dimetabolisme menjadi metil norepinefrin-α
D.
Faktor
yang mempengaruhi metabolisme obat
1. Faktor intrinsik
Meliputi sifat yang dimiliki obat seperti sifat fisika-kimia obat,
lipofilitas, dosis, dan cara pemberian. Banyak obat, terutama yang lipofil
dapat menstimulir pembentukan dan aktivitas enzim-enzim hati. Sebaliknya
dikenal pula obat yang menghambat atau menginaktifkan enzim tersebut, misalnya
anti koagulansia, antidiabetika oral, sulfonamide, antidepresiva trisiklis,
metronidazol, allopurinol dan disulfiram
2. faktor fisiologi
Meliputi sifat-sifat yang dimiliki makhluk hidup seperti:
·
Perbedaan
spesies dan galur
Dalam proses metabolisme obat, perubahan kimia yang terjadi pada
spesies dan galur kemungkinan sama atau sedikit berbeda, tetapi kadang-kadang
ada perbedaan yang cukup besar pada reaksi metabolismenya. Pengamatan pengaruh
perbedaan spesies dan galur terhadap metabolisme obat sudah banyak dilakukan
yaitu pada tipe reaksi metabolik atau perbedaan kualitatif dan pada kecepatan
metabolismenya atau perbedaan kuantitatif (Siswandono dan Soekardjo,2000).
·
Faktor
Genetik
Perbedaan individu pada proses metabolisme sejumlah obat
kadang-kadang terjadi dalam sistem kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor
genetik atau keturunan berperan terhadap kecepatan metabolisme obat (Siswandono
dan Soekardjo,2000).
·
Perbedaan
umur
Pada usia tua, metabolisme obat oleh hati mungkin menurun, tapi
biasanya yang lebih penting adalah menurunnya fungsi ginjal. Pada usia 65
tahun, laju filtrasi Glomerulus (LFG) menurun sampai 30% dan tiap 1 tahun
berikutnya menurun lagi 1-2% (sebagai akibat hilangnya sel dan penurunan aliran
darah ginjal). Oleh karena itu ,orang lanjut usia membutuhkan beberapa obat
dengan dosis lebih kecil daripada orang muda (Neal,2005).
·
Perbedaan
Jenis Kelamin
Pada beberapa spesies
binatang menunjukkan ada pengaruh jenis kelamin terhadap kecepatan metabolisme
obat. Pada manusia baru sedikit yang diketahui tentang adanya pengaruh
perbedaan jenis kelamin terhadap metabolisme obat. Contoh: nikotin dan asetosal
dimetabolisme secara berbeda pada pria dan wanita.
3. Faktor Farmakologi
Meliputi inhibisi enzim oleh inhibitor dan induksi enzim
oleh induktor. Kenaikan aktivitas enzim menyebabkan lebih cepatnya metabolisme
(deaktivasi obat). Akibatnya, kadar dalam plasma berkurang dan memperpendek
waktu paro obat. Karena itu intensitas dan efek farmakologinya berkurang dan
sebaliknya.
4. faktor Patologi
Menyangkut jenis dan kondisi penyakit. Contohnya pada penderita
stroke, pemberian fenobarbital bersama dengan warfarin secara agonis akan
mengurangi efek anti koagulasinya (sehingga sumbatan pembuluh darah dapat
dibuka). Demikian pula simetidin (antagonis reseptor H2) akan
menghambat aktivitas sitokrom P-450 dalam memetabolisme obat-obat lain.
5. Faktor makanan
Adanya konsumsi alkohol, rokok, dan protein. Makanan panggang arang
dan sayur mayur cruciferous diketahui menginduksi enzim CYP1A, sedang jus buah
anggur diketahui menghambat metabolisme oleh CYP3A terhadap substrat obat yang
diberikan secara bersamaan.
6. Faktor lingkungan
Adanya insektisida dan
logam-logam berat. Perokok sigaret memetabolisme beberapa obat lebih cepat
daripada yang tidak merokok, karena terjadi induksi enzim. Perbedaan yang
demikian mempersulit penentuan dosis yang efektif dan aman dari obat-obat yang mempunyai
indeks terapi sempit.[4]
E.
Efek
toksit metabolime obat
Biotoksifikasi dapat terpulihkan, tetapi dapat juga tidak.
Fotosentisisasi dan reaksi alergi biasanya terpulihkan, tetapi reaksi kovalen
antara suatu metabolit dengan biomolekul dapat menjurus ke karsinogenesis,
mutagenesis, teratogenik. Semua ini harus bila mungkin dengan pengubahan
struktur obat yang sesuai. Aries (1984) serta Mitchell dan Horning (1984)
membicarakan hal ini.
Ada dua jalur utama yang berbahaya karena menghasilkan zat yang
dapat menyebabkan kerusakan sel yang abadi. Yang pertama adalah pembentukan
senyawa oksida anera dari hidrokarbon
polisiklik, yang merupakan penyebab dekarsinogen senyawa tersebut dan sangat dikenal
sebagai pencemar lingkungan yang berbahaya.
Reaksi benzo[a] pirena yang diperantai oleh sitokrom P-450. Senyawa
oksida arena yang terbentuk dapat terbuka bukan oleh enzim, melainkan melalui
hidrolisis atau oleh enzim penyapu epoksida hidrase, yang dianggap sebagai
enzim pelindung. Senyawa diol yang terbentuk kemudian mengalami epoksidasi
setereospesifik yang kedua kalinya, menghasilkan 9,10-epoksida yang tras
terhadap gugus 7-OH dan isomernya, keduanya lebih mutagenik daripada hidro
karbon asalnya. Kedua epokdida tersebut
cukup mantap: epoksida yang trans mempunyai waktu paro 8 menit kemudian segera
berinteraksi dengan gugus 2-NH2 pada guanina di ADH, menyebabkan
pecahnya untaian-tunggal.
Karsinogen generasi ketiga dapat juga dibrntuk dari senyawa
aromatic lain. Salah satu cara untuk
menghabat pembentukanya adalah dengan memasukan substituent p-fluoro
kedalam cincin senyawa obat.
Suatu kejadian yang sangat berbahaya baru-baru ini terungkap ketika
bitemukan bahwa para wanita muda, yang suaktu masih berupa janin dalam rahim ibunya terkena
dietilstilbestrol, yang mengalami itu ibunya dan anaknya mengalami
adenokarsinoma pada vaginanya.
Kerumitan lain pada metabolisme adalah beberapa obat yang mengimbas
enzim yang yang meningkatkan sintesis enzim mikrosoma hati, termasuk
oksigenase. Hal ini dapat meningkatkan toksisitas obat akibat peningkatan
pembentukan metabolit, atau meningkatkan aktivitas obat melalui
pembentukan zat urai yang aktif secara
farmakologi.[5]
F.
Adanya
hepatitis toksit akibat alergi obat
Hepatitis toksit adalah peradangan yang terjadi pada organ hati.
Penyakit ini terjadi karena organ hati terlalu banyak menerima paparan zat
kimia beracun yang ada pada obat-obatan atau jamur-jamur yang beracun.
Dalam beberapa kasus, hepatitis toksit biasa terjadi dalam hitungan
jam atau bahkan berbulan-bulan akibat penggunaan toksit tersebut yang terus
menerus. Gejala yang ditunjuknan adalah seperti mual-mual, warna kuning pada
kulit dan jika dilakukan tes laboratorium maka akan memperoleh hasil SGOT dan
SGPT yang tinggi.
Hepatitis yang terjadi karena mengkonsumsi obat yang mengandung zat
yang bias meracunu liver. Obat tersebut adalah obat kangker seperti kemoterapi,
obat paru-paru, obat kolesterol. Tetapi ini tidak hanya bergantung pada
metabolisme akan tetapi juga bergantung pada sesitifitas tubuh setiap orang.
Namun bukan berati kita harus takut dengan obat kita hanya perlu mengkonsumsinya
sesuai aturan dan dimonitor dengan baik. Slain itu kita perlu mengetahui
sentifitas diri sendiri.[6]
II. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari
penulisan makalah ini adalah
·
Obat ialah
suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit.
·
Reaksi yang terjadi pada tubuh adalah reaksi oksidasi, reaksi
reduksi, dan reaksi konyugasi.
·
Ada 2 efek penting metabolisme yaitu:
1.
Obat
menjadi lebih hidrofilik
2.
Metabolit
sama aktifnya (atau lebih aktif) daripada obat asli
·
Faktor yang dapat mempengaruhi metabolisme obat yaitu:
1.
Faktor instrinsik
2.
Faktor fisiologi
3.
Faktor famakologi
4.
Faktor patologi
5.
Faktor makanan
6.
Faktor lingkungan
·
Efek toksit metabolisme obat seperti, bisa diturunkanya
penyakit pada bayi perempuanya seprti
contoh ibu yang trkena dietilstilbesterol saat mengandung, nanti anakny akan
trkena adenokarsinoma pada vaginanya
·
Adanya hepatitis toksit akibat alergi obat itu dikarenakan
penggunan yang kurang sesuai atuan dan tidak domotorik dengan baik sesuai
sentifitas tiap individu
DAFTAR PUSTAKA
Nogrady. Thomas. 1992. Kimia medisial. Bandung : ITB
[1]
http://id.wikipedia.org/wiki/Obat. 3, januari, 2014, 13.00 WIB
[2]
http://siskhana.blogspot.com/2008/11/metabolisme-obat.html . 3,
Januari, 2014, 13.24 WIB
[3]
Thomas. Nogrady ,( Kimia medisial. Bandung, ITB ,1992 ) hlm 325-327
[5] Thomas.
Nogrady ,( Kimia medisial. Bandung, ITB ,1992 ) hlm 350
[6]
http://health.detik.com/read/2009/11/25/123350/1248517/763/2/awas-hepatitis-toksik-akibat-alergi-obat.
5, Januari, 2014, jam 13.40 WIB
Slots at Slots - Casino Tycoon
BalasHapusView Slots 서산 출장샵 at 문경 출장안마 Slots.lv, United States, United 안양 출장안마 States, 하남 출장샵 revenue, industry 시흥 출장안마 and